EINSBAT, Alat monitoring Kelelawar Gua temuan Dosen Biologi UNY yang mendunia

Agustus 2025 — Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melalui Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Dr. Tatag Bagus Putra Prakarsa, S.Si., M.Sc., dosen dan peneliti dari Prodi Biologi FMIPA UNY, mendapat undangan resmi untuk menghadiri dan mempresentasikan hasil penelitiannya dalam ajang bergengsi The 20th International Bat Research Conference (IBRC) yang diselenggarakan di Cairns, Queensland, Australia, pada 3–9 Agustus 2025.

IBRC merupakan konferensi internasional tiga tahunan yang mempertemukan ratusan peneliti, praktisi konservasi, dan pengelola kelelawar dari berbagai negara. Konferensi ini pertama kali diselenggarakan di Cekoslowakia pada tahun 1968 dan tahun ini merupakan kali ke-20 IBRC diselenggaranakan. Australia menjadi tuan rumah untuk kedua kalianya, setelah sebelumnya menjadi lokasi IBRC ke-8 di Sydney pada tahun 1989. IBRC ke-20 diselenggarakan oleh The Australasian Bat Society (ABS) dan Pacific Bat Conservation Network (PacBat).

Dalam konferensi tersebut, Dr. Bagus mempresentasikan inovasi alat pemantauan kelelawar gua berbasis teknologi mutakhir berjudul: “EINSBAT (Eco Friendly Smart Bat Population Detector): Innovation of AI-based cave bat population monitoring tool.” EINSBAT merupakan alat monitoring populasi kelelawar gua berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan oleh Dr. Bagus bersama tim peneliti UNY (Rizka Apriani Putri, M.Sc., Wipsar Sunu Brams Dwandaru, Ph.D., Agus Setyawan, S.Pd., dan Lutfi Nur Indrawan, S.Pd.).

Pengembangan awal EINSBAT didanai oleh Program Penelitian Fundamental Reguler Kemendikbudristek tahun 2024. Alat ini menarik perhatian luas dari komunitas ilmiah internasional karena merupakan inovasi pertama di dunia dalam bidang monitoring kelelawar gua berbasis AI.

Selain sesi presentasi, Dr. Bagus juga mengikuti berbagai workshop, simpisium, dan kunjungan lapangan, antara lain: Key Biodiversity Areas: Confirming Bats as Triggers, Cross-Training in Complex Systems in Bat Biology, Mental Health Workshop for Early Career Researchers, Kunjungan ke Tolga Bat Hospital, Catana Wetland, dan Kuranda Rainforest

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Bagus juga melakukan penjajakan kerja sama internasional dengan beberapa institusi, antara lain: Global South Bat untuk riset kelelawar tropis, Bat Specialist Group – IUCN untuk memfollowup assesmen kelelawar endemik Sumatra Glischropus aquilus, dan  Universiti Kebangsaan Malaysia untuk kolaborasi riset kelelawar di Asia Tenggara.

Kehadiran Dr. Bagus dalam IBRC ke-20 menjadi bukti komitmen UNY dalam mendukung riset inovatif dan kolaborasi global demi pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya spesies kelelawar yang memiliki peran penting dalam ekosistem.